“aaa
via cepetan napa? Lama banget sih “ keluh ify
“iya
nih, udah siang tau” tambah agni
“iya,
iya bentar” sahut via
“tapi
sarapan dulu ya” lanjut via memohon untuk di izinkan sarapan terlebih dahulu
“ntaran
ajalah, ntar kita beli gorengan or
roti aja deh, udah siang kita harus apel tau” jawab agni
“oke
deh, yuk” ajak via
“bu
kita pergi dulu ya” pamit ify kepada ibu kost nya
“iya
neng, hati-hati ya” jawab ibu kostnya
“assalamualaikum”
ucap ify, via, agni kompak
“waalaikum
salam” jawab ibu kost
***
“kita
baris dimana nih? Berasa anak ilang deh kita” ucap ify
“iya
nih, bu Ira juga mana sih? Masa kita di telantarkan kaya gini” keluh via
“udah
deh, kesana yuk” ajak agni seraya menunjuk gerombolan orang yang sedang
merapihkan barisannya
“ogah
ah, malu aku” jawab via
“eh
tapi kok yang baris seragamnya beda-beda?” tanya agni
“emang,
kan yang baris gak Cuma karyawan disini tapi juga mahasiswa kampus sebelah”
jawab ify
“kok
mahasiswa baris disini?” tanya agni
“iyalah,
kan mereka kuliahnya di kampus yang bekerjasama dengan Rumah sakit ini” jelas
ify
“oh
jadi kampus ini juga didik kaya militer gitu?” tanya via
“yoa,
semacam itulah” jawab ify
***
“pagi”
sapa seorang pria hitam manis dari belakang ify, agni dan via
“pagi
juga pak” sapa balik ify, agni, via kompak
“panggil
kakak aja” suruh orang itu
“iya
kak” jawab mereka –ify, agni, via-
“kalian
siswi pkl ya?” tanya orang itu lagi
“iya
kak” jawab ify mewakili teman-temannya
“terus
kenapa kalian masih disini? Kenapa kalian gak ikut baris?” tanya orang itu
“eng,
itu kak.. kita gak tau harus baris dimana” jawab ify
“oh,
ya udah kalian ikut kakak aja, nanti kalian baris di belakang kakak aja” ucap
orang itu
“iya
kak” jawab ify, agni, via hampir bersamaan
“ayo”
ajak orang itu lagi
Ify, agni dan
via pun mengikuti orang itu, setelah sampai barisan mereka pun baris di
belakang orang itu hingga apel selesai. Setelah komandan upacara membubarkan
barisan semua yang ada di lapang kembali ke aktivitas masing-masing, beda dengan
3 anak ini masih bingung harus ngapain pasalnya guru mereka belum datang.
“kenapa kalian masih disini?” tanya seorang
perempuan dari belakan mereka
Merekapun serempak membalikkan badan mereka
“aa
ibu, kita kira siapa” jawab via
“kalian
kenapa masih disini? Kenapa gak langsung tugas” tanya orang itu –ibu ira-
“tugas
apa bu?” tanya agni
“tugas
kalian sebagai calon asisten apoteker menjaga apotek” jawab ibu ira
“ya
udah sekarang kalian ikut ibu, tadi ibu udah berbincang sama apoteker disini
dan masing-masing kalian punya satu pembimbing” lanjut bu ira
“satu-satu
bu?” tanya ify
“iya,
ya udah ayo” jawab bu ira seraya mengajak mereka mengikuti ibu ira
“iya
bu” jawab mereka kompak
Instalasi
Farmasi
“perkenalkan
nama saya shilla, Ashilla Zahrantiara. Sekarang kalian perkenalkan diri kalian
masing-masing” suruh shilla
“baik
kak” jawab mereka –ify, agni, via-
“mulai
dari kamu yang pake behel, kamu ketuanya kan?” tanya shilla menunjuk ify
“iya
kak, saya Alyssa Saufika panggilannya ify” jawab ify
“saya
Agni Trinubuwati panggilannya Agni” ucap agni memperkenalkan diri
“saya
Sivia Azizah panggilannya via” ucap via
“oke
thanks. Sebelum kalian mulai tugas kalian sebagai murid PKL saya akan
mengadakan tes dahulu untuk menguji kemampuan kalian. Mulai dari ify, kamu
siap?” tanya shilla
“siap
kak” jawab ify
Shilla pun
melakukan tes untuk menguji seberapa jauh kemampuan ify, agni dan via mulai
dari tes pengertian antibiotika, golongan obatnya, contoh-contoh obat narkotika
dan psikotropika, pengertian kemoterapetika dan lainnya
“obat
kemoterapeutis adalah obat yang bekerja untuk membunuh parasit dan kuman di
dalam tubuh tuan rumah. contoh obatnya…” jawab ify
“oke
cukup, sekarang sivia stay disini, agni kamu saya tugaskan di gudang, dan Ify
saya tugaskan di apotek dinas, mengerti?” tanya shilla
“iya
kak” jawab ify, agnidan via
“nanti
agni di gudang kamu temui kak cakka nanti kak cakka akan jadi pembimbing kamu,
terus ify nanti kamu di apotek dinas ketemu sama kak rio dan nanti kak rio akan
jadi pembimbing kamu, dan untuk sivia saya yang akan jadi pembimbing kamu” ucap
shilla
“sekarang
kalian boleh keluar dan laksanakan tugas kalian dengan baik” lanjut shilla
mempersilahkan ify dan agni keluar
“iya
kak, permisi” pamit ify dan agni
***
“yah
ag, berpisah deh” keluh ify
“iya
nih, gak asyik ah” jawab agni
“ya
udahlah aku ke apotek dulu ya, bye” pamit ify
“bye”
balas agni. Kemudian mereka menuju tempat masing-masing
Apotek Dinas
“perm..” ucapan ify terhenti ketika dia
mendengar senandung orang bernyanyi dari dalam apotek
i know i am not
alone
i am not the
only one who is broken
and i know i'll
never let you go
“gila
suaranya, jadi merinding deh, masa iya di apotek ada yang nyanyi. Jangan jangan..”
ucap ify bergidig ngeri
i could watch
the world pass by
just as long as
it's you and i
you and i
“tau
ah, peduli deh. Ya Allah lindungilah hambamu yang cantik, imut bin lucu ini”
ucap ify narsis
“
beneran ya Allah aku gak bakal ganggu kok, aku Cuma mau melaksankan PkL ya
Allah, kalau aku gak PKL nanti aku gak lulus, terus di marahin papih mamih,
terus…” ucapan ify terhenti ketika pintu apotek terbuka
Cklek
“kamu?
Ngapain disini? Sejak kapan disini?” tanya seorang pria yang langsung
meluncurkan beberapa pertanyaan ketika dia melihat seorang gadis diam di depan
pintu tapi mulutnya komat kamit
“eh,
ka…” ucapan ify terpotong
“eh,
kamu yang tadi kan? Siswi PKLan itu?” tanya rio memotong ucapan ify
“iya
kak” jawab ify
“kok
kamu disini? Terus tadi ngapain kamu komat-kamit kaya gitu?” tanya rio
“iya
kak, kata kak shilla aku di tempatin disini. Terus tadi itu aku bukan
komat-kamit kak, tapi lagi berdo’a “ jawab ify
“berdo’a
? kenapa berdo’a nya kaya yang takut gitu?” tanya rio
“iya
kak, abisnya tadi aku jadi mendadak merinding sendiri pas ada suara orang
nyanyi” jawab ify
“kok
merinding sih?” tanya rio
“takut
kak, kan aneh kak masa di RS ada yang nyanyi” protes ify
“nyanyinya
kaya gini bukan?” tanya rio kemudian menyanyikan sebait lagu milk secondhand serenade
i know i am not
alone
i am not the
only one who is broken
and i know i'll
never let you go
i could watch
the world pass by
just as long as
it's you and i
you and i
“gimana?”
tanya rio lagi ketika mendapati ify masih bengong
“iya
kak, tapi kok mirip sih suaranya sama yang tadi?” tanya ify
“ya
iyalah orang kakak yang nyanyi, kamu kira siapa yang nyanyi?” tanya rio
“jadi
yang tadi nyanyi itu kakak?” bukannya menjawab ify malah balik bertanya
“iya,
ya udah masuk yuk. Jangan tegang kaya gitu dong, kakak gak bakal gigit kok”
ajak rio agar ify segera masuk ke dalam apotek
“are
you oke?” tanya rio yang bingung kenapa dari tadi ify diam aja
Ify
hanya mengangguk mengiyakan pertanyaan rio
“calm
down girl, kakak baik kok, ganteng, imut, lucu lagi” ucap rio mencairkan
suasana
“kakak
bisa aja, huu dasar narsis” cibir ify
“eh,
maaf kak. Tadi refleks “ lanjut ify meminta maaf atas ucapannya tadi
“iya,
gak apa-apa. Kakak kan udah bilang kakak baik, jadi kakak maafin kamu. Oh iya
nama kamu siapa?” tanya rio
“makasih
kak. Nama aku Alyssa Saufika panggilannya Ify” jawab ify
“kalau
nama kakak rio, Mario Stevano” ucap rio
“kak
rio? Berarti kakak pembimbing aku dong?” tanya ify
“masa?
Kata siapa?” tanya rio
“kata
kak shilla” jawab ify
“oh.
kok kamu Cuma sendiri sih? Bukannya tadi bertiga ya?” tanya rio. Sebelumnya rio
udah ketemu sama ify pas tadi pagi di lapangan upacara
“iya,
yang satu di Instalasi farmasi dan yang satunya lagi digudang” jawab ify
“kak,
kok sepi sih?” tanya ify heran, karena dari tadi dia belum melayani satu resep
pun
“emang,
di rumah sakit ini ramenya itu dari pagi sampai jam 11an, kalau lebih dari jam
segitu Cuma tinggal beberapa aja yang nebus resep, palingan juga resep dari
ruang perawatan” jawab ify
“oh,
kak kok disini ada gitar sih?” tanya ify
“kenapa?
Aneh ya? Biasa aja lagi, kenapa disini ada gitar itu karena kalau kakak lagi
bosen kakak pasti maenin gitar, lumayan buat refreshing otak” jawab rio
“emang
gak di marahin?” tanya ify
“gak
lah, asal jangan keras-keras aja. Jangan sampai pasien disini terganggu” jawab
rio
“kak,
setiap hari kakak kaya gini? Sendirian?” tanya ify
“yups,
kadang ada kak cakka atau kak shilla yang nemenin kakak, tapi kalau sekarang
kan ada kamu yang nemenin jadi kakak gak sendirian” jawab rio
“oh
iya kak, disini di siff juga gak?” tanya ify
“iya,
mulai besok kalian di sif soalnya besok ada PKLan dari sekolah lain, jadi di
bagi-bagi biar adil” jawab rio
***
“fy
udah siang, istirahat gih” suruh rio agar ify istirahat
“tapi
kak, gak enak ah masa ify isirahat kakak nunggu disini” tolak ify
“gak
apa-apa gih, kakak udah biasa. Istirahat gih, siapa tau kamu mau ibadah atau
mau beli makan” suruh rio lagi
“kakak
sendiri gak ibadah?” tanya ify
“gak,
kakak non muslim” jawab rio
“eh
maaf kak, gak maksud beneran deh” ucap ify
“udah
gak apa-apa. Oh iya kakak boleh pesen sesuatu gak?” tanya rio
“boleh,
kakak mau pesen apa?” tanya ify
“tolong
beliin salad buah” ucap rio meminta tolong membelikan salad buah
“emang
ada kak? Dimana?” tanya ify
“ada,
di deket warung yang ngejual batagor” jawab rio
“oh
oke, kalau gitu ify pamit ya kak” pamit ify
“fy..”
panggil rio menahan ify yang akan membuka pintu
“iya
kak” jawab ify seraya membalikkan badan mengarah ke rio yang lagi duduk di
kursi dekat tv
“nih
uangnya” ucap rio menyerahkan selembar uang 20.000 an
“oh
iya kak, ify lupa” jawab ify seraya mengambil uang rio
“ya udah ify keluar dulu ya kak. Permisi”
pamit ify
“iya”
jawab rio
***
“permisi,
kak ini salad buahnya dan ini uang kembaliannya” ucap ify seraya menyerahkan
sekantong salad buah dan beberapa uang 2000 an
“makasih
ya fy” ucap rio berterima kasih
“iya
kak, kakak lagi ngapain sih?” tanya ify
“kakak
lagi ngerjain tugas” jawab rio
“pelajaran
apa kak? Kok kayak matematika sih ada log-lognya?” tanya ify
“emang
ini pelajaran matematika” jawab rio
“kakak
jadi guru juga?” tanya ify
“nggak
lah, ini tugas dari kampus” jawab rio
“kakak
masih kuliah? Semester berapa?” tanya ify
“iya,
kakak baru semester 1” jawab rio
“semester
1? Emang kakak lulusan tahun berapa?” tanya ify
“kakak
lulusan tahun kemarin” jawab rio
“hah?
Jadi kakak sama ify Cuma beda satu tahun?” tanya ify
“yups,
emang kenapa?” tanya rio
“gak
kak” jawab ify
“pantes
kelakuannya kayak remaja, emang masih muda sih” ucap ify dalam hati
Ify
dan rio pun sama-sama diam
3 bulan kemudian
ify dan rio semakin akrab, rio menganggap ify sebagai adiknya dan ify pun menganggap
rio sebagai kakaknya. dalam waktu 3 bulan mereka bisa menjadi partner yang bisa
saling mengandalkan, bisa di jadikan tempat berbagi, bisa jadi sahabat yang
saling menyanyangi, bisa jadi keluarga yang saling melindungi, karena saking
kompaknya mereka tak ayal banyak yang mengira mereka memang adik-kakak kandung.
“ahh
gila, sekarang kita bagian siff malam yah?” tanya via
“iya
nih, mana sampai pagi lagi. Harus begadang dong?” tnya agni
“iya
lah, biasanya juga gitukan? Kalau siff malam ya pasti sampai pagi lah.
Malam harinya di
Apotek
“hoaamm”
“hoaammm”
“kalian
kenapa? Ngantuk ya?” tanya rio yang melihat agni dn via menguap
“iya
kak” jawab via jujur
“eh,
maaf kak. Maksud via itu iya nggaklah kak. Iyakan vi?” tanya agni ke arah via
sambil mengedipkan mata agar sivia mengiyakan pertanyaan agni tadi
“iya
kak, hoaammm” jawab via kemudian tanpa disadari dia menguap lagi
“udah
jujur aja, kakak nggak marah kok.lagian kalian udah ketauan ngantuk gitu” ucap
rio
“gak
ah kak” tolak ify
“Udah
gak usah ngeyel, tidur aja kalau ngantuk mah. Hari terakhir ini, besok kalian
pulangkan? Ya itung-itung sebagai kado perpisahan dari kakak” ucap rio
“bener
nih kak? Gak ngaruhin nilaikan?” tanya agni memastikan
“gak
lah, gih tidur” suruh rio lagi
“makasih
ya kak” ucap via berterima kasih
***
“ify?
Ngapain disini? Gak tidur?” tanya rio yang melihat ify sedang duduk di kursi
“eh
kakak, kakak dari mana?” ify bukannya menjawab malah balik bertanya ke rio
“kakak
dari toilet, kamu ngapain disini? Gak tidur?” tanya rio lagi
“gak
kak, ify gak bisa tidur” jawab ify
“mm,
mau temenin kakak gak?” tanya rio
“kemana
kak?” tanya ify
“ke
depan, beli makan” jab rio
“gimana?
Mau nggak?” lanjut rio bertanya
“boleh
deh. Eh, tapi kak nanti kalau ada yang kesini gimana?” tanya ify
“gak
lah, paling nanti sekitar jam satuan baru ada perawat yang kesini. Lagian
disini kalau ada pasien baru obatnya gak tebus disini tapi di apotek depan”
jawab rio
“beneran
yah kak?” tanya ify
“iya,
ayo” ajak rio. Ify pun hanya menganggukan kepala dan berjalan di belakang rio
***
“bang
nasi gorengnya dua, seperti biasa bang” ucap rio memesan nasi goreng
“dua?
Ih ternyata kakak makannya banyak juga ya?” tanya ify yang terkesan nada
mencibir
“ya
nggak lah, enak aja. Kan satu buat kamu, satu buat kakak” jawab rio
“buat
ify? Ify kan gak pesen kak. Lagian ify masih kenyang kak” tolak ify
“ini
mas nasi gorengnya” ucap abang tukang nasi goreng tadi seraya menyerahkan dua
piring nasi goreng
“nih,
makan kalau gak makan kakak kurangin nilainya” ancam rio
“ihh
kakak bisanya ngancem sih” cibir ify
“biarin,
itung-itung perbaikan gizi, liat tuh badan kamu kering kerontang gitu” cibir
rio
“hhahha
kakak ada-ada aja, kayak lagunya closehead deh” ucap ify kemudian
menyenandungkan lagu close head
[Ify] kering kerontang jalan yang
terbentang
teka teki hidup apalagi ini
hati pun melemah saat kan kembali
pulang
[Rio]
tak usah berharap tuk berlari
mungkin hari ini tak pernah kembali
berjalanlah perlahan menyelesaikan
hari hari
[Rio-Ify] jangan kau jadikan satu kenangan
yang memilukan
berdiri teman jalan begitu panjang
terbentang
jangan kau lewatkan tanpa harapkan
berdiri teman, dengan harapan,
berdiri teman
[Rio] jangan jadikan kenangan
teka teki hidup yang datang
[Ify] jangan jadikan kenangan
teruslah berjalan perlahan
Prok prokprok
“maaf
maaf” ucap ify dan rio meminta maaf karena tadi malah refleks bernyanyi di
tempat makan itu
“eh,
kakak sih jadi aja malah konser dadakan bukannya makan. Malu tau” keluh ify
“udah
lah gak apa-apa, hiburan” ucap rio
“liat
tuh, muka mereka bukan terlihat mau makan kita tapi mereka terkesima sama suara
kakak yang aduhai ini, apa lagi nanti kalau nanti kakak jadi musisi terkenal”
lanjut rio narsis
“udah
deh kak, mimpi jangan ketinggian. Mana ada asisten apoteker jadi musisi” cibir
ify
“ada,
nih kakak buktinya. Nanti kalau kakak ngadain konser, kamu kakak kasih
tiketnya. Gratis deh” ucap rio
“udah
kak, ayo lanjutin makannya” suruh ify
“oke,kamu
juga makan.pokoknya harus habis” suruh rio
“iya
iya, kalau gak kenyang ya” jawab ify
Siang harinya
mereka –ify,via dan agni- pamit ke pembimbing yang ada di rumah sakit karena
mereka harus kembali melaksanakan tugas sebagai pelajar juga karena masa PKL
mereka telah habis
“kak,
kita pamit ya” ucap ify
“iya,
sering-sering main kesini” suruh shilla
“hati-hati
ya” pesan cakka
“iya,
kita pamit ya. Assalamualaikum” pamit ify, agni dan via
“waalaikum
salam” jawab cakka dan shilla, rio hanya menganggukan kepala
***
“RIO
RIO RIOOOOOOOOOOO”
“AAAAA
KERENNNNNNN”
“RIOOOOOOOOO”
Teriakan
terus terdengar di sebuah acara konser yang di dominasi oleh anak muda itu,
apalagi ketika sang musisi memberikan senyum manisnya yang bisa memikat hati
yang melihatnya
“Terima
kasih” ucap rio seraya membungkukan badan sebagai tanda hormat dan ucapan
terima kasih
“Oke
mungkin ini lagu terakhir dari Rio. Kali ini Rio akan membawakan lagu count on me milik Bruno Mars dan pada
persembahan terakhir dari Rio, Rio akan duet bareng sahabat Rio, Ify. Alyssa
Saufika” lanjut Rio seraya menunjuk kea rah ify yang sedang duduk di bangku
penonton bersamaan dengan itu lampu sorot yang menyorot rio kini beralih ke ify
“aku?”
gumam ify seraya menunjuk dirinya sendiri. Rio hanya menjawab dengan anggukan
mengiyakan pertanyaan ify
Prok prok prok
Ify
pun melangkah menuju belakang panggung, disana sudah ada manager rio yang
menyambut kedatangan ify
“silahkan
mbak, mbak naik aja” suruh orang –manager- itu
“kakak
apa-apaan sih? Malu nih” bisik ify
“udah
gak apa-apa, tenang aja” suruh rio menenangkan ify
“oke,
mungkin langsung aja ya. Selamat menyaksikan” ucap rio kemudian mulai memainkan
chord-chord pada gitarnya di iringi piano dari ify
[Rio]
If you ever find yourself stuck in the middle of the sea
I’ll sail the
world to find you
If you ever find
yourself lost in the dark and you can’t see
I’ll be the
light to guide you
Find out what
we’re made of
What we are
called to help our friends in need
[Rio-Ify]
You can count on me like one, two, three
I’ll be there
and I know when I need it
I can count on
you like four, three, two
And you’ll be
there ’cause that’s what friends
Are supposed to
do, oh yeah, ooh, ooh
[Ify]
If you toss and you turn and you just can’t fall asleep
I’ll sing a song
beside you
And if you ever
forget how much you really mean to me
Everyday I will
remind you
Find out what
we’re made of
What we are
called to help our friends in need
[Rio-Ify]
You can count on me like one, two, three
I’ll be there
and I know when I need it
I can count on
you like four, three, two
And you’ll be
there ’cause that’s what friends
Are supposed to
do, oh yeah, ooh, ooh, yeah, yeah
[Rio]
You’ll always have my shoulder when you cry
I’ll never let
go, never say goodbye
[Rio-Ify]
You can count on me like one, two, three
I’ll be there
and I know when I need it
I can count on
you like four, three, two
And you’ll be
there ’cause that’s what friends
Are supposed to
do, oh yeah, ooh, ooh
You can count on
me ’cause I can count on you
Ptok prok prok
“RIOOOOOOOOOOOO”
“IFYYYYYYYY”
“RIFYYYYYYYYYYY”
Teriakan
dan applause untuk mereka berdua
menggema di seluruh ruangan konser itu
“oke
oke, thanks ya buat semua yang hadir disini buat RISE yang selalu setia support
Rio, buat mamih papih yang udah izinin Rio jadi musisi, buat kepala rumah sakit
tempat Rio kerja, buat rekan-rekan semua, buat sahabat yang selalu ada buat Rio
di kala Rio suka dan duka and last buat Ify, Alyssa Saufika you’re the best
friend, you’re the best sista and you’re the best for me” ucap rio
“Rio
Cuma mau bilang, kalau kalian punya mimpi kejar mimpi itu sampai dapat,
buktikan pada dunia kalian bisa kalian mampu, walau kesempatan terwujudnya
mimpi itu kecil tapi seengaknya masih ada harapan untuk mewujudkan mimpi itu.
Di dunia ini gak ada yang gak mungkin, kalau Tuhan berkehendak apapun akan
mungkin untuk Dia wujudkan. Oke semuanya sekali lagi terima kasih buat semua
yang hadir disini, Rio sayang kalian. God bless you” lanjut rio
“RISE”
teriak rio seraya melemparkan jas yang digunakannya tadi
“DARE
TO BE RISE” balas penonton yang hadir di ruang konser itu
“terima
kasih. Bye.. see you next time” ucap rio berterima kasih seperti biasa yang
berbeda kini di samping rio ada seorang gadis yang cantik yang ikut
membungkukkan badan sebagai penghormatan
“LOVE
YOU RISE” ucap rio seraya meletakkan tangan kanannya dibibirnya –Kiss bye-
kemudian rio dan ify melenggang pergi meninggalkan panggung dan para pengunjung
pun sedikit demi sedikit mulai meninggalkan ruangan itu
Persahabatan
tidak membedakan ras, kepercayaan, gender, umur dan lain-lain. Sahabat bisa
kita temukan dimana saja, bisa di lingkungan sekolah, lingkungan rumah,
lingkungan pekerjaan atau di tempat PKL sekalipun. Persahabatan yang sebenarnya
adalah persahabatan yang bisa saling menjaga, membagi di kala suka dan duka,
sahabat yang saling mensupport, sahabat yang saling bisa mengerti,
memahami juga saling percaya satu sama
lain, sahabat akan saling melengkapi satu sama lain, saling menolong tanpa
pamrih dan yang terpenting seorang sahabat tidak akan pernah melupakan
sahabatnya walaupun sudah berhasil sekalipun.
THE END
WASALAM
TERIMA KASIH..
ini adalah cerpen pertama saya yang di persembahkan untuk semua RFM dan ini di tulis dalam rangka anniversary RFM yang pertama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar