Sabtu, 10 Desember 2011

akhir yang ku nanti part 2


Flashback on
“hoex..hoex..”
“apaan tu pih?” Tanya fika ke rio yang sedang menyantap hidangan makan malam mereka
“kayanya ada yang muntah deh” jawab rio dengan santainya
“tapi siapa pih? Oh iya pih mamih kemana sih kok lama banget?”
“gak tau sayang, eh emang mamih kemana? Bukannya tadi bareng kita yah?”
“iya sih, tapi tadi mamih bilang mau ke toilet dulu”
“hoex..hoex..” suara itu terdengar lagi
“jangan-jangan…” kalimat rio menggantung, dia pun langsung berlari kea rah suara itu yang tepatnya adalah toilet
“pih..pih..tunggu aku” ucap fika seraya mengejar rio

Keadaan di toilet sama persis dengan apa yang rio khawatirkan, ify muntah-muntah di wastafel toilet tersebut, wajahnya pucat.
“ya ampun ify, aduh kamu kenapa sih saying, ko jadi kaya gini sih?” Tanya rio seraya mendekati ify
“nggak tau yo, perutku mual” jawab ify
“ya udah yu ist…” ucapan rio terpotong karena ify muntah lagi
“hoex..hoex”
“aduh gimana nih..” Tanya rio seraya bolak balik di belakang
“hoex..hoex”
“aduh gimana nih?” Tanya rio yang masih terus bolak balik di belakang ify
“pih,..” panggil seseorang dari belakang rio dan ify
“aduh nanti ya, papih lagi bingung ni, mamih muntah muntah terus” jawab rio
“pih,..” panggil orang itu lagi –fika-
“aduh apa lagi sih? Tadikan papih sudah bilang papih lagi pusing” jawab rio lagi
“hoex..hoex”
“pih,..”
“fik..”
“pih, dari pada papih bolak balik di belakang mamih mendingan papih bawa mamih ke kamar terus panggil dokter” potong fika
“benar juga kata fika, kok aku gak ke pikiran ya..” batin rio yang baru menyadari ucapan fika itu ada benarnya
“kenapa gak bilang dari tadi”
“habisnya setiap fika mau bicara papih potong terus sih” keluh fika
“ya sudah ayo bawa mamih ke kamar” ajak rio
“fy ay…” ucapan rio menggantung karena orang -ify- yang akan dia ajak ke kamar untuk istirahat sudah tak ada di tempat-toilet-
“mamih mana fik?” Tanya rio yang heran mengapa ify sudah tak ada di tempat
“gak tau pih, cari yuk” ajak fika
“ya sudah yuk.”

Setelah mereka –fika dan rio- keliling-keliling rumah mencari keberadaan ify tapi tidak di ketemukan juga, padahal mereka sudah mengecek hampir semua ruangan yang ada di rumah
“aduh ify, ko kamu malah ada disini sih?” Tanya rio yang heran melihat ify yang sudah terbaring lemah di tempat tidur mereka
“terus aku harus ada dimana?” Tanya ify
“kan tadi kamu ada di kamar mandi terus sekarang ada disini, kamu kemana aja sih? Dari tadi aku dan fika nyari kamu tapi kamunya gak ada” jawab rio
“iya mih, dari tadi kita cari kok gak ketemu-ketemu ya?” keluh fika
“kalian nyari mamih dimana aja?” Tanya ify
“di semua ruangan” jawab fika dan rio hampir bersamaan
“masa? Kamar udah?” Tanya ify
“hehe belum mih” jawab fika cengengesan dan di lakukan juga oleh rio
“huh dasar.” Cibir ify
“oh iya kamu udah baikan?” Tanya rio
“ya lumayan lah dari pada tadi” jawab ify
“pih ayo cepet panggil dokter” suruh fika
“gak usah sayang, mamih udah agak mendingan kok” jawab ify
“ pokoknya kamu tunggu disini aku panggil dokter dulu” suruh rio
“gak usah yo” ucap ify
“gak pake bantah ok” suruh rio

Tidak lama kemudian datang rio dengan seorang pria berjas putih dengan ‘stetoskop’ yang terkalung di lehernya.
“malam bu” sapa pria tersebut
“malam dok” sapa ify kepada pria tersebut –dokter-
“maaf bu, saya periksa dulu ya” izin dokter itu
“iya dok” ucap ify
Tidak membutuhkan waktu yang lama karena 15 menit kemudian dokter sudah selesai memeriksa ify
“bagaiman keadaan istri saya dok” Tanya rio
“tidak ada yang perlu di khawatirkan, istri anda hanya butuh istirahat aja” jawab rio
“memangnya saya kenapa dok?” Tanya ify
“anda hanya kecapean saja dan kurang istirahat. Oh iya ini resep vitamin untuk menambah daya tahan dan menjaga kestabilan kondisi anda” jawab dokter itu seraya menyerahkan selembar kertas –resep-
“oh iya terima kasih dok” ucap rio seraya mengambil resep tersebut
“mm kalau begitu saya permisi,oh iya bu tetap jaga kesehatan dan jangan terlalu kecapean ya bu” ucap dokter itu
“iya dok, terima kasih” ucap ify
“mari bu, pak” pamit dokter itu
“mari dok” jawab mereka –ify, fika dan rio- kompak

“fika jaga mamih ya, papih mau beli obat dulu” suruh rio
“iya pih” jawab fika
“fy aku ke apotek dulu ya” pamit rio
“iya yo, hati-hati ya” ucap ify
“iya” jawab rio seraya melangkah keluar kamar

“fika, kamu tidur ya sayang. Sekarang sudah malam” suruh ify
“nggak mau mih, fika mau disini nemenin mamih” jawab fika sambil menggelengkan kepalanya
“ya udah, sekarang kamu tidur disini aja ya”
“iya mih”

Cklek
“anak papih belum tidur” Tanya rio
“iya nih, anak papih nggak mau jauh dari mamihnya” jawab fika
“kan fika saying mamih” jawab fika seraya memeluk ify
“berarti fika nggak sayang papih dong?” Tanya rio seraya meletakkan obat-obat yang baru saja dia beli di apotek
“nggak” jawab fika seraya mengeratkan pelukannya ke ify
“yah, ko gitu sih?” Tanya rio kecewa
“nggak apa-apa, kan mamih lagi sakit jadi fika harus lebih syang mamih dari pada papih. Jadi karena itu juga sayang fika ke papih, fika kasih ke mamih” jawab fika yang tetap memeluk ify
“mm pantes, sampai kamu nggak mau lepas pelukannya dari mamih” ucap ify
“hehhe” jawab fika cengengesan
“ya udah, sekarang fika lepas ya pelukannya dari mamih, kasihan tu mamihnya pengap kamu peluk kaya gitu” ucap rio menyuruh anaknya-fika- melepas pelukan iu
“papih mah” jawab fika manyun tapi tetap melepas pelukannya
“uh manyun lagi, mau papih cium ya?” goda rio
“papih mah gitu ih, liat tu mamih udah merah gitu nahan marah” goda fika
“ih apaan? Nggak juga” jawab ify
“ya udah sini deh papih cium dua-duanya, mau siapa dulu” ucap rio yang terus menggoda anak dan juga istrinya
“nggak mau” jawab fika dan ify kompak sambil membuang muka
“masa?” ucap rio yang masih menggoda anak dan isrinya
“apaan sih yo? Nggak banget deh” jawab ify
“hhahha, merah tu muka kalian berdua” ucap rio
“nggak” jawab fika dan ify yang lagi-lagi kompak
“mm udah deh, sekarang fika cuci kaki dulu, terus mamih minum obat dulu ya” suruh rio
“iya” jawab mereka –ify dan fika- kompak

“udah?” Tanya rio yang melihat fika keluar dari kamar mandi
“udah pih” jawab fika
“ya udah, sini tidur dekat mamih” ajak ify
“iya mih, papih ngapain berdiri aja? Nggak tidur pih?” Tanya fika yang melihat rio masih berdiri
“papih tidur dimana dong? Kalau fika tidur disitu?” Tanya rio sambil menunjuk tempat tidurnya
“ya disini lah pih dekat fika, papih gimana sih?” Tanya fika
“ok deh, geser” suruh rio
“sebelum tidur fika ngapain?” Tanya ify
“cuci kaki” jawab fika
“setelah itu?” Tanya rio
“ bobo” jawab fika
“sebelum bobo” Tanya rio lagi
“kan tadi udah di jawab pih, cuci kaki” jawab fika
“berdo’a nya kapan?” Tanya rio
“Oh iya berdo’a dulu baru tidur” jawab fika
“nah sekarang fika berdo’a dulu ya” suruh rio
“ok, bismika Allahuma ahya wabismika amut” jawab fika seraya melantunkan do’a sebelum tidur
“good night mih, good night pih” pamit fika yang akan melancong ke dunia mimpi
“good night dear” ucap RiFy seraya mendaratkan kecupan di pipi kanan dan kiri gadis kecilnya
 Flashback off

 Mmm gimana? Perhatian bangetkan papih sama mamih? Masih pelu bukti? Mm kayanya iya deh. Ya udah aku kasih tau lagi deh ke romantisan mereka.
Flashback on
“sayang, papih mamih pergi dulu ya” pamit ify ke gadis kecilnya –fika-
“iya, hati-hati ya mih pih” jawab fika
“iya sayang, bye assalamualaikum” ucap ify
“bye, waalaikum salam” jawab fika
Merekapun pergi pamit ke tempat kerjaan mereka masing-masing
Dua jam kemudian rio pun kembali lagi ke rumahnya untuk menyusun strategi dan menyiapkan kejutan untuk sang istri. Sebenarnya hari ini ulang tahun ify tapi fika dan rio sengaja tidak mengucapkan ulang tahun kepada ify. Untungnya hari ini sekolah fika libur, jadi fika bisa membantu sang ayah menyiapkan kejutan untuk sang mamih tercinta.
“fika” panggil rio
“iya pih?” jawab fika seraya menuruni tangga
“ayo, kita pergi mencari perlengkapan yang kita perlukan” ajak rio
“ayo” jawab fika semangat

Malam harinya rio sengaja menelpon ify untuk segera pulang ke rumah dengan alasan fika sakit, padahal rio tau hari ini ify ada jadwal lembur. Berhububg rio tidak ingin acara special yang telah dia dan fika sediakan batal, maka dia sengaja meminta dokter lain untuk menggantikan jadwal lembur ify, dan yang pasti ify tidak mengetahuinya.
“yo, yo..” teriak ify seraya memanggil nama suaminya agar rio menghampirinya atau sekedar menyahut panggilannya
“yo”
“yo, RIOOOOOOOOOOOOO”
“aneh, ko rumah gelap gini ya? Orang rumah pada kemana ya? Terus rio juga kemana ya? di panggil-panggil ko nggak nyahut sih” batin ify heran melihat keadaan rumahnya yang sepi dan gelap

Jtrek
“happy birthday mamih, happy birthday mamih, happy birthday happy birthday, happy birthday mamih” nyanyi semuanya kompak. Tidak hanya rio dan fika, tetapi ada sahabat-sahabatnya agni-cakka, sivia-alvin, shilla-iel dan juga ada orangtua rio juga orangtuanya.
“kalian?...” Tanya ify heran tetapi sesaat kemudian dia sadar bahwa dia kembali ke rumah karena gadis kecilnya sakit bukan untuk merayakan ulang tahunnya. Ify pun langsung berlari menuju gadis kecilnya dan segera memeluknya
“sayang, ko kamu ada disini kenapa nggak istirahat di kamar aja?” Tanya ify yang masih memeluk gadis kecilnya, kini pandangannya beralih kearah sang suami yang masih berdiri dengan tenang seolah-olah tidak ada apa-apa yang gawat
“kamu juga, kenapa izinin fika keluar kamar, pake baju kaya gini mana nggak pake jaket lagi” lanjut ify menyalahkan sang suami, sementara sang suami hanya senyum-senyum saja.
“ternyata saking paniknya ify nggak nyadar ya, kalau dia lagi di kerjain” batin rio
“sayang, ayo kita ke kamar aja ya. Lagian siapa juga yang ulang tahun?” Tanya ify seray menggendong fika
“kan mamih yang ulang tahun” jawab fika yang masih berada di gendongan ify
“mamih? Nggak ah mamih nggak ulang tahun. Aneh deh kalian, kalian ngerayain ulang tahun siapa sih ko sampai harus ngerayain ulang tahunnya di rumah aku?” cibir ify
“ulang tahun siapa sih?” lanjut ify yang malah tambah bingung melihat tatapan tanjam dari sang suami, sahabat, orangtuanya dan juga mertuany.
“ulang tahun KAMU” teriak semua yang ada disitu yang geram dengan ke lemotan ify
“aku? Aku kan udah bilang aku nggak ulang tahun hari ini, lagian ulang tahun aku tanggal 16 desember ko” jawab ify yang keukeuh menyangkal hari ini bukan ulang tahunnya
“hari ini tanggal berapa sayang? Kamu nggak amnesiakan?” Tanya sang ibu
“hari ini tanggal.. “ jawab ify menggantung
“tanggal berapa ya yo?” lanjut ify bertanya ke rio
“tanggal 16 ify sayang” jawab rio yang gemes juga melihat tingkah ify yang amnesia atau pura-pura amnesia
“oh tanggal 16 “ ucap ify santai
1detik
2detik
3detik
7detik
“bearti sekarang ulang tahun aku?” Tanya ify histeris
“IYAAAAAAAAAAAAAAA” jawab mereka yang tambah gemes karena setelah sekian lama mereka meyakinkan ify bahwa sekarang ulang tahun ify, ify baru sadar sekarang atu tepatnya beberapa detik yang lalu
“kenapa nggak bilang sih?” Tanya ify
“UDAHHHHHHHH” teriak mereka lagi
“ko nggak ada yang mengucapkan selamat sih” Tanya ify lagi
“UDAHHHHHHHH” teriak mereka lagi kompak
“fy, lo makan paan sih? Ko lola gini sih?” Tanya agni yang heran mengapa ify jadi lemot seperti ini
“iya,lemotnya ngalahin cakka lagi?” tambah shilla
“ko gue?” Tanya cakka
“elokan loli” jawab agni
“yah masih mending lah daripada di sebut lemot..” jawab cakka santai yang ngebuat cengo sahabat-sahabatnya
“tau loli?” Tanya ify
“tau lah, permen yang ada di warung gopean, warna-warni terus manis gitu. Jadi kalau gue di sebut loli berarti gue manis dong?” jawab cakka dengan santai dan PDnya
“loli tu loading lila cakkaku saying” jawab agni yang gemes juga melihat tingkah suaminya yang terlalu Pd
“hahha” kompak semua tertawa yang membuat cakka manyun
“ngapain lo manyun gitu?” Tanya agni
“kalian jahat.” Keluh cakka yang tambah manyun
“hhahha om tambah jelek kalau manyun gitu” ceplos fika yang mengundang tawa yang sempat terhenti
“hhahhha”
“anak lo yo, jahat banget sih” adu cakka ke rio yang nambah kesel di ejek fika
“biasanya anak kecil jujur cak” jawab ify yang berusaha meredakan tawanya
“iya om, aku kan jujur. Kalau om manyun jadi tambah jelek” ejek fika sekali lagi
“bener tu cak” ucap agni yang membenarkan ucapan fika
“makanya om jangan manyun lagi,kasihan tante agni punya suami ko kaya om. Padahal aga cakep” ucap fika yang membandinkan aga-anak cakka dan agni- dengan cakka
“iya deh om nggak manyun lagi” ucap cakka yang menyerah dijadikan bahan ejekan fika dan sahabat-sahabatnya
“eh yo atau jangan-jangan kamu nggak menafkahi anak dan istrimu ya?” Tanya Alvin ngawur
“enak aja lo kodok, masa iya seorang direktur utama perusahaan Haling nggak bias nafkahin anak dan istrinya sih” jawab rio narsis setelah melayangkan sebuah toyoran halus di kepala sahabatnya –alvin- itu
“huh narsis” ucap iel seraya melakukan hal sama yang dilakukan rio ke Alvin
“udah deh, sekarang tiup lilinnya gue pegel nih” keluh sivia yang sudah pegal memegang kue tart
“eh iya, iya gue lupa” jawab ify
Huhhhh
“ya udah aku ke kamar dulu ya, kasihan fika lagi sakit” pamit ify
“mih” panggil fika
“iya kenapa saying, ada yang sakit?” Tanya ify
“nggak mih, tapi…” jawab fika
“tapi?” Tanya ify
“aku nggak sakit ko” jawab fika pelan, tapi tetap terdengar oleh ify
“tapi kata papih, kamu sakit?” ucap ify
“soal itu..”
“soalnya aku pengen kamu cepat pulang” jawab rio memotong ucapan anaknya seraya mendekati ify
“jadi?” Tanya ify
“jadi? Maaf tadi aku bohongin kamu” jawab rio
“ih jahat kamu, kenapa harus bohong? Aku kan khawatir sama fika” ucap ify
“maaf ya sayang” ucap ify seraya memegang kedua bahu ify yang masih menggendong fika
“jahat ih..”keluh ify
“maaf ya” pinta rio

“oyy, mau sampai kapan disitu? Mana nggak nyuruh duduk atau menikmati hidangan yang ada lagi” keluh iel mewakili sahabat-sahabatnya
“iya nih, masa papah mamah di suruh berdiri disini sih?”keluh pak umari
“hehe maaf ya semua” ucap rio meminta maaf
“ya udah silahkan menikmati hidangan yang ada” lanjut rio mempersilahkan semua yang ada disana menikmati hidangan yang telah di sediakan

“mm terima kasih kepada semua yang telah hadir di acara ini, terutama papah mamah dan ayah ibu yang sudah menyempatkan hadir kesini. Hari ini adalah hari ulang tahun istri saya tercinya Alyssa saufika yang ke 27 tahun. Happy birthday dear. Saya akan mempersembahkan sebuah lagu untuk dia” ucap rio seraya mengambil gitarnya
Jreng

“yo fy, gue balik yah, kasihan si kembar terlalu lama di tinggal” pamit Alvin dan sia yang khawatir sama anka kembarnya –azka dan azkia-
“gue juga yah kasihan anak gue” pamit iel dan shilla yang sama mengkhawatirkan anaknya –gaby-
“gue juga deh, kasihan aga” hal sama dilakukan cakka dan agni yang juga khawatir dengan anaknya-aga-
“iya, hati-hati ya” jawab RiFy
“bye”
Sahabat-sahabat merekapun telah pulang, hal yang sama juga dilakukan orangtua ify dan orang tua rio
“ayah ibu juga pulang ya” pamit pak umari
“iya mamah papah juga pulang” pamit pak haling
“iya” jawab mereka kompak
“ya udah oma opa pulang dulu ya” pamit bu Amanda seraya mencium kening cucunya
“kakek nenek juga pulang ya, jangan nakal. Belajar yang benar” pamit bu ghina
“iya, hati-hati ya.. dahhhh” ucap fika seraya melambaikan tangannya diikuti rio dan ify
“masuk yuk” ajak rio
“yuk” jawab ify dan fika

“tadi tu ide siapa sih yo?” Tanya ify yang kini tengah berada di kamar mereka
“ide akulah, emangnya kamu piker ide siapa?” jawab rio
“oh, makasih ya” ucap ify
“iya, untukmu apasih yang nggak?” Tanya rio
“huh gombal mulu” jawab ify
“asli tau, ya udah istirahat gih. Udah malam” suruh rio
“iya, kamu juga ya” jawab ify
“iya, good night dear..” ucap rio seraya mendaratkan kecupan ke dahi ify.
Brukk
karena rio kurang hati-hati ketika dia akan mengambil selimut untuk ify, dia malah jatuh menindih ify. Mata mereka bertemu. Dan di detik selanjutnya mereka sudah menghapus jarak yang tercipta di antara mereka. Kecupan rio, tepat mendarat di bibir ify. Ify pun tak menolak, karena mereka kini telah sah dan tak akan tercipta dosa jika mereka melakukan hal ‘itu’
“love you” lanjut rio
“love you too” jawab ify
Flashback off

Sayangnya kejadian itu semua tak pernah terulang lagi sekarang. Ke romantisan, ke mesraan mereka, perhatian dan kasih saying mereka, kini jarang terungkapkan dengan sikap atau kata-kata lagi, jangankan tercipta di antara mereka, merekapun jarang menciptakan dan mencurahkan itu semua kepadaku, gadis kecil mereka. Tak ada lagi ucapan sayang, dear, shawty terlontar dari papih untuk mamih atau sebaliknya, tak ada kecupan sebelum tidur atu sebelum beraktivitas, tak ada lagi pelukan kasih saying dari mereka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar