Sabtu, 10 Desember 2011

akhir yang ku nati part 3 (end)


Semua bermula ketika aku menginjakkan kaki ku di kelas 3 sekolah dasar, tepatnya 2 tahun lalu. ketika papih mulai sibuk membangun perusahaan yang baru, ketika mamih membuka klinik barunya. Siapa sih yang nggak bangga punya orang tua seperti mereka? Punya papih yang sukses dengan perusahhan-perusahaannya yang tersebar di seluruh Indonesia bahkan luar negri, mamih seorang dokter spesialis kandungan yang terkenal dan mempunyai beberapa cabang klinik di seluruh Indonesia. Aku? Pasti bangga dong, tapi tetap saja aku juga ingin di saying, di manja bukan Cuma dengan fasilitas yang ada tapi dengan kasih saying mereka lagi.

“pih, mih” panggil fika ketika melihat sang papih dan mamih yang baru pulang kerja, fika sengaja menunggu mereka pulang padahal hari sudah larut malam
“iya saying, ko kamu belum tidur sih?” Tanya ify
“pih, mih besok jalan yuk” ajak fika
“maaf saying mamih nggak bias, besok mamih harus ke rumah sakit pulangnya langsung ke klinik yang di bandung nak” jawab ify
“papih juga, maaf ya saying. Besok papih ada meeting di hongkong” jawab rio
“besokkan weekend pih mih” ucap fika yang tak puas dengan jawaban orangtua dia
“iya saying tapi mamih harus kerja” jawab ify
“papih juga harus meeting ini penting saying, demi keberlangsungan perusaahan papih” jawab rio
“papih mamih kapan sih punya waktu buat aku? Kapan sih kalian nggak sinuk? Kapan sih kalian sehari aja ada di rumah? Kapan pih? kpan mih?” bentak fika yang sudah terlanjur emosi mendengar alasan orangtuanya yang selalu saja itu yang terlontar dari mulut mereka KERJA KERJA dan KERJA
“sayang, maafin mamih papih ya..” pinta ify yang kaget melihat gadis kecinya bicara seperti itu juga dengan nada meninggi yang lebih tepatnya bentakkan
“papih mamih nggak taukan bagaimana aku di rumah? Siapa yang nenangin aku waktu aku nangis, waktu aku sedih, waktu aku marah. Kalian nggak taukan?” Tanya fika seraya meneteskan air mata
“maaf ya sayang” pinta rio
“sebenarnya kalian sayang aku nggak sih?” Tanya fika
“sayang, ko kamu ngomong gitu sih?” Tanya ify seraya mendekati anaknya
“jawab pih, jawab mih. Apa kalian nggak sayang aku lagi? Apa kalian lupa kalau kalian punya anak? Apa kalian lupa aku ini anak kalian bukan pajangan” bentak fika sambil terus menangis
“fika! Jaga ucapan kamu, kami ini orangtua kamu” bentak rio
“papih jahat.. fika benci papih” teriak fika kemudian berlari menuju kamarnya
“RIO, kamu kenapa sih? Ko bentak fika? Fika lagi sedih malah kamu bentak” Tanya ify yang marah karena rio malah membuat fika jadi tambah membenci mereka
“maaf fy, aku lagi kalut, lepas control” sesal rio
“ya udahlah, ayo kita susul fika, kayaknya dia tambah nangis” ajak ify
“yuk” jawab rio

Ketika RiFy akan membuka kamar fika, langkah mereka terhenti oleh teriakan dan bantingan barang-barang dari kamar fika serta kata-kata atau lebih tepatnya unek-unek yang selama ini fika rasakan
“papih jahat, nggak sayang fika lagi”
“fika benci kalian”
“kalian jahat”
“jahat..”
“Mamih papih jahat”
“JAHATTTTTTTTTTTTTTT”
Prang

“yo bagaimana ini? Sepertinya fika marah banget sama kita”
“iya fy, aku juga bingung fy”
“yo, apa kita emang sejahat itu ya? Sampai-sampai anak kita sendiri aja benci kita?” Tanya ify
“nggak sayang, saat ini fika Cuma lagi emosi aja. Jangan kamu masukin hati ya” jawab rio
“tapi yo, aku nggak tega ngelihat dia menderita seperti itu” ucap ify yang tambah deras memproduksi cairan bening itu
“masuk yuk, kita minta maaf sama fika” ajak rio
“iya yo” jawab ify

“papih jahat.. jahat, nggak perbah nemenin fika main dan belajar lagi. Papih sama mamih jahat, nggak pernah perhatian sama fika lagi, hiks fika benci hiks kalian hiks lagi. Kalian jahat hiks hiks hiks” ucap fika seraya terduduk di lantai, bersandar pada dinding, melipat kedua tangannya di lutut dan membenamkan wajahnya di tangannya.

Cklek
“fika”
“….” Fika tak mendongkakkan kepalanya karena dia tau siapa yang datang
“fika maafin mamih sma papih ya” pinta ify yang masih meneteskan air mata, tak tega melihat ankanya kacau seperti itu
“…” fika masih bungkam tapi kini dia mendongkakkan kepalanya
“maaf ya sayang” kini gentian rio yang meminta maaf
“fika,maaf ya” pinta ify seraya mendekati anaknya
“stop, kalian jangan mendekat. Klain jahat” ucap fika sambil mengangkat ke lima jarinya
“maaf, maafin mamih sama papih ya” ify terus meminta mmaf
“maaf ya sayang, kita janji bakal ngasih apa aja yang fika mau” kini giliran rio yang membujuk fika
“iya sayang, maaf. Kamu mau apa? Nanti papih mamih beliin deh” bujuk ify
“fika nggak mau barang” jawab fika
“fika mau apa? Atau fika mau mamih mengundurkan diri jadi dokter?” Tanya ify
“kalau mamih mau, silahkan. Fika hnaya ingin kalian meluangkan waktu buat fika” jawab fika
“ok, kalau gitu mamih akan mengurangi jadwal praktek mamih. Weekend aja nggak apa-apa kan?” Tanya ify
“bukannya, kalian sibuk ya? Udahlah urusin pekerjaan kalian aja, fika kan nggak penting” sindir fika
“ko kamu ngomong gitu lagi sih?” Tanya rio
“emang benarkan? Kalau fika penting buat kalian, kenapa kalian jarang nanyain kabar fika minimal telpon” jawab fika
“maaf sayang, kamu mau apa? Supaya kamu bisa memaafkan papih dan mamih?” Tanya ify
“kalian meluangkan waktui buat aku. Just it enough for me?” jawab fika
“ok, mamih udah putuskan weekend kamu bisa terus sama mamih” ucap ify
“mamih yakin?” Tanya fika
“sure dear, 2 days just for you” jawab ify
“your job?” Tanya fika
“don’t worry dear, mamih bisa percayakan sama assisten mamih?” jawab ify
“yakin fy?” kini giliran sang suami yang bertanya
“yakin yo, tapi fika maafin mamih dan papih ya” ucap ify
“iya, tapi mamih sama papih harus janji meluangkan waktu untuk fika ya” pinta fika
“ok sayang, tapi papih Cuma bisa hari minggu dan hari libur aja, nggak apa-apakan?” Tanya rio
“iya pih” jawab fika
“yakin yo?” Tanya ify
“yakin dong, aku nggak mau di musuhin sama anak aku sendiri mana disebut jahat lagi. Haddeh papih macam apa aku ini?” ucap rio
“hehe, maaf pioh reflex  tu” jawab fika
“iya-iya, jadi kamu maafin papih mamih nih?” Tanya rio
“iya pih, maafin aku juga yah pih mih” ucap fika
“ok, of course dear” jawab RiFy
“mau tidur bareng papih mamih lagi?” Tanya ify. Fika hanya menganggukyang berarti iya
“ya udah yuk” ajak rio
“gendong…” pinta fika melas
“hah? Aduh fika kamu tu udah gede udah kelas 5 tau masa minta di gendong sih?papih aja tu yang gendong” jawab ify
“nah lho ko aku sih?” Tanya rio
“ayolah yo, ntar ngambek lagi” bujuk ify
“ok deh, berhubung papih adalah papih yang baik dan tak sombong. Ayo deh anik” suruh rio seraya menjongkokkan diri di hadapan fika
“hhuuuuu narsis” kompak fika dan ify
“hehhe, ayo cepat naik” suruh rio lagi
“thanks pih” jawab fika
“your welcome dear, ayo fy jalan” suruh rio
“jangan bilang kamu juga ingin di gendong?” Tanya rio was-was takutnya apa yang dia pikirkan sama dengan apa yang ify pikirkan
“hehhe iya yo” jawab ify memamerkan kawat giginya
“nggak nggak, fika aja udah berat. Apa lagi kamu” tolak rio
“yah yo, ayodong.. biasanya juga kamu gendong aku” pinta ify
“hufth, iya deh. Aku gendong fika dulu tapi kamu juga turun tangga ya, berat tau kalau harus dari sini. Lantai dua sayang” jawab rio
“ok deh, yuk” ajak ify

Rio dan Ify pun turun ke lantai satu, setelah menurunkan fika di kamar, rio pun balik lagi ke dekat tangga karena harus menjemput sang istri tercinta
“ayo naik” suruh rio
“eh eh jangan di belakang deh, gini aja ya” lanjut rio seraya membopong ify seperti bayi yang tengah di timang-timang
“aaaaaaaaa, turun turun.. turunn aku yo, aku takut” suruh ify
“jyah, kamu gimana sih , tadi minta di gendong, sekarang minta di turunin. Dasar plinplan” ucap rio
“aku takut yo, sumpah. Aku nyadar ko walaupun aku slim tapi aku beratkan? Aku kasihan aja sama kamu, kamukan cungring, kurus kerempeng gitu pasti perlu tenaga ekstra” cibir ify
“diem deh, berisikk tau. Udah nyampai juga” ucap rio seraya membaringkan ify ke kasur
“hehhe maaf suamiku” jawab ify cengengesan
“huh, fika ayo cepet tidur, udah cuci kaki kan?” Tanya rio
“udah pih” jawab fika seraya menidurkan diri di samping ify
“ya udah berdo’a dulu terus merem deh” duruh ify
“iya” jawab fika kemudian memejamkan matanya
“terima kasih ya Allah, fika senang di perhatikan seperti ini sama papih dan mamih. Semoga selamanya seperti ini. Amin” do’a fika dalam hati
“bismika Allahuma ahya wabismika amut” lanjut fika membaca do’a sebelum tidur
“udah berdo’a nya?” Tanya rio
“udah dong” jawab fika
“ko nggak merem sih” Tanya ify
“nggak bisa” jawab fika
“terus gimana dong?” Tanya rio
“mamih nyanyi aja ya” pinta fika
“nyanyi lagu apa?” Tanya rio
“apa jalah yang penting asyik” jawab fika
“cicak cicak di dinding” nyanyi rio
“nggak ah masa nyanyi cicak di dinding sih, yang lain” ucap fika
“lihat kebunku”
“masa lagu itu? Ganti” suruh fika
“naik-naik ke puncak gunung”
“pih, fika kan mau bobo bukan mau hiking” protes fika
“ambilkan bulanbu”
“nggak nggak, kasihan mamih masa di suruh ngambil bulan? Kan susah” protes fika lagi
“bang toy”
“yang lain masa lagu itu?”ucap fika
“pacarku memang dekat
Lima langkah dari rumah”
“ganti pih, fika kan belum punya pacar” keluh fika
“rambut panjang nu ngarumbay”
“nggak ah, berasa di nikahan” protes fika
“kamu tu mau tidur atau mau dengar papih mamih konser sih?” Tanya rio yang heran dari tadi fika protes mulu
“dua-duanya pih” jawab fika
“huh dasar” cibir rio
hai kawan, jangan takut jangan resah.
bila lampu kamar mulai dipadamkan.
kukan slalu menyanyikan lagu ini. hingga nanti kau tidur berslimut
mimpi.

jangan lupa esok kita punya janji.
smakin cepat kita tidur, smakin cepat kita bertemu kembali.
reff : berdoalah sebelum kita tidur,
jangan lupa cuci kaki tanganmu. jangan lupa doakan mama papa kita.
berdoalah sebelum kita tidur,
jangan lupa cuci kaki tanganmu. jangan lupa doakan mama papa kita.

jangan takut akan gelap.
karna gelap melindungi diri kita, dari kelelahan.....
back to reff

“udah yah, papih cape ni” keluh rio
“iya nih mamih juga cape” keluh ify
“apaan? Cape darimana? Orang dari tadi aku yang nyanyi.kamu mah cuma menjadi pendengar setia” protes rio
“hehe, yo ko fika nggak respons ya?” Tanya ify heran ko fika diem aja
“fik, fika. Udah yah cape ni” pinta rio
“tuh kan not responding” jawab ify
“not responding? Kamu kira fika internet apa?” Tanya rio
“hehhe”
“jyah pantes nggak nyahut, orang fika dah berlayar ke alam mimpi” ucap rio yang baru menyadari ternyata sang gadis kecil sudah terlelap dalam tidurnya
“kalau dilihat-lihat cantik juga yah” lanjut rio yang masih memperhatikan wajah gadis kecilnya
“iyalah, siapa dulu dong mamihnya” jawab ify narsis
“siapa dulu papihnya? Mario ganteng” jawab rio tak mau kalah
“huuuu pemaksaan nama” cibir ify
“hehe, bobo yuk” ajak rio
“yuk, good night sayang” ucap ify setelah mendaratkan kecupan di dahi sang gadis kecil yang kini mulai beranjak dewasa
“good night too sayang” jawab rio
“bukan kamu tapi fika” cibir ify
“biarin, yang penting happy” jawab rio nggak nyambung
“huu nggak nyambung, good night marioku sayong” ucap ify
“good night too ify ku sayang, mimpi indah dear” jawab rio

Kalau mengingat kejadian semalam aku selalu meresa heran kenapa aku seperti itu.aku tau itu tak wajar dilakukan oleh anak kelas 5 sekolah dasar sepertiku, entahlah aku juga bingung sendiri tapi bersyukur juga sih. Kalau nggak ada kejadian semalam mungkin aku takkan pernah mendapatkan perhatian lebih dari mereka lagi dan mungkin juga mereka takkan sadar kalau aku butuh perhatian, kasih sayang mereka bukan Cuma materi dan fasilitas-fasilitas yangselama ini mereka berikan.
Setelah kejadian itukeluarga kami menjadi seperti dua tahun lalu, papih dan mamih jadi tambah romantis, papih dan mamih pun menepati janji mereka bahwa mereka akan meluangkan waktu untukku dan ternyata itu benar.
Dua bulan kemudian kebahagian itu bertambah lagi dengan datangnya kabar bahwa mamih tengah mengandung, dan usia kandungannya kini tengah menginjak usia empat bulan. Aku jadi tambah sayang papih,mamih dan juga dede bayi yang ada di kandungan mamih. Setiapa hari aki, mamih dan papih selalu mengajak ngobrol dede bayi walaupun tak masuk akal, tidak hanya mengobrol tapi kami juga sering menyanyikan dede bayi lagu-lagu favorit kami terutama lagu jazz.
Inilah kisahku yang aku harapkan Indah pada Akhirnya……..
I LOVE MY FAMILY => RIFY FAMILY

akhir yang ku nanti part 2


Flashback on
“hoex..hoex..”
“apaan tu pih?” Tanya fika ke rio yang sedang menyantap hidangan makan malam mereka
“kayanya ada yang muntah deh” jawab rio dengan santainya
“tapi siapa pih? Oh iya pih mamih kemana sih kok lama banget?”
“gak tau sayang, eh emang mamih kemana? Bukannya tadi bareng kita yah?”
“iya sih, tapi tadi mamih bilang mau ke toilet dulu”
“hoex..hoex..” suara itu terdengar lagi
“jangan-jangan…” kalimat rio menggantung, dia pun langsung berlari kea rah suara itu yang tepatnya adalah toilet
“pih..pih..tunggu aku” ucap fika seraya mengejar rio

Keadaan di toilet sama persis dengan apa yang rio khawatirkan, ify muntah-muntah di wastafel toilet tersebut, wajahnya pucat.
“ya ampun ify, aduh kamu kenapa sih saying, ko jadi kaya gini sih?” Tanya rio seraya mendekati ify
“nggak tau yo, perutku mual” jawab ify
“ya udah yu ist…” ucapan rio terpotong karena ify muntah lagi
“hoex..hoex”
“aduh gimana nih..” Tanya rio seraya bolak balik di belakang
“hoex..hoex”
“aduh gimana nih?” Tanya rio yang masih terus bolak balik di belakang ify
“pih,..” panggil seseorang dari belakang rio dan ify
“aduh nanti ya, papih lagi bingung ni, mamih muntah muntah terus” jawab rio
“pih,..” panggil orang itu lagi –fika-
“aduh apa lagi sih? Tadikan papih sudah bilang papih lagi pusing” jawab rio lagi
“hoex..hoex”
“pih,..”
“fik..”
“pih, dari pada papih bolak balik di belakang mamih mendingan papih bawa mamih ke kamar terus panggil dokter” potong fika
“benar juga kata fika, kok aku gak ke pikiran ya..” batin rio yang baru menyadari ucapan fika itu ada benarnya
“kenapa gak bilang dari tadi”
“habisnya setiap fika mau bicara papih potong terus sih” keluh fika
“ya sudah ayo bawa mamih ke kamar” ajak rio
“fy ay…” ucapan rio menggantung karena orang -ify- yang akan dia ajak ke kamar untuk istirahat sudah tak ada di tempat-toilet-
“mamih mana fik?” Tanya rio yang heran mengapa ify sudah tak ada di tempat
“gak tau pih, cari yuk” ajak fika
“ya sudah yuk.”

Setelah mereka –fika dan rio- keliling-keliling rumah mencari keberadaan ify tapi tidak di ketemukan juga, padahal mereka sudah mengecek hampir semua ruangan yang ada di rumah
“aduh ify, ko kamu malah ada disini sih?” Tanya rio yang heran melihat ify yang sudah terbaring lemah di tempat tidur mereka
“terus aku harus ada dimana?” Tanya ify
“kan tadi kamu ada di kamar mandi terus sekarang ada disini, kamu kemana aja sih? Dari tadi aku dan fika nyari kamu tapi kamunya gak ada” jawab rio
“iya mih, dari tadi kita cari kok gak ketemu-ketemu ya?” keluh fika
“kalian nyari mamih dimana aja?” Tanya ify
“di semua ruangan” jawab fika dan rio hampir bersamaan
“masa? Kamar udah?” Tanya ify
“hehe belum mih” jawab fika cengengesan dan di lakukan juga oleh rio
“huh dasar.” Cibir ify
“oh iya kamu udah baikan?” Tanya rio
“ya lumayan lah dari pada tadi” jawab ify
“pih ayo cepet panggil dokter” suruh fika
“gak usah sayang, mamih udah agak mendingan kok” jawab ify
“ pokoknya kamu tunggu disini aku panggil dokter dulu” suruh rio
“gak usah yo” ucap ify
“gak pake bantah ok” suruh rio

Tidak lama kemudian datang rio dengan seorang pria berjas putih dengan ‘stetoskop’ yang terkalung di lehernya.
“malam bu” sapa pria tersebut
“malam dok” sapa ify kepada pria tersebut –dokter-
“maaf bu, saya periksa dulu ya” izin dokter itu
“iya dok” ucap ify
Tidak membutuhkan waktu yang lama karena 15 menit kemudian dokter sudah selesai memeriksa ify
“bagaiman keadaan istri saya dok” Tanya rio
“tidak ada yang perlu di khawatirkan, istri anda hanya butuh istirahat aja” jawab rio
“memangnya saya kenapa dok?” Tanya ify
“anda hanya kecapean saja dan kurang istirahat. Oh iya ini resep vitamin untuk menambah daya tahan dan menjaga kestabilan kondisi anda” jawab dokter itu seraya menyerahkan selembar kertas –resep-
“oh iya terima kasih dok” ucap rio seraya mengambil resep tersebut
“mm kalau begitu saya permisi,oh iya bu tetap jaga kesehatan dan jangan terlalu kecapean ya bu” ucap dokter itu
“iya dok, terima kasih” ucap ify
“mari bu, pak” pamit dokter itu
“mari dok” jawab mereka –ify, fika dan rio- kompak

“fika jaga mamih ya, papih mau beli obat dulu” suruh rio
“iya pih” jawab fika
“fy aku ke apotek dulu ya” pamit rio
“iya yo, hati-hati ya” ucap ify
“iya” jawab rio seraya melangkah keluar kamar

“fika, kamu tidur ya sayang. Sekarang sudah malam” suruh ify
“nggak mau mih, fika mau disini nemenin mamih” jawab fika sambil menggelengkan kepalanya
“ya udah, sekarang kamu tidur disini aja ya”
“iya mih”

Cklek
“anak papih belum tidur” Tanya rio
“iya nih, anak papih nggak mau jauh dari mamihnya” jawab fika
“kan fika saying mamih” jawab fika seraya memeluk ify
“berarti fika nggak sayang papih dong?” Tanya rio seraya meletakkan obat-obat yang baru saja dia beli di apotek
“nggak” jawab fika seraya mengeratkan pelukannya ke ify
“yah, ko gitu sih?” Tanya rio kecewa
“nggak apa-apa, kan mamih lagi sakit jadi fika harus lebih syang mamih dari pada papih. Jadi karena itu juga sayang fika ke papih, fika kasih ke mamih” jawab fika yang tetap memeluk ify
“mm pantes, sampai kamu nggak mau lepas pelukannya dari mamih” ucap ify
“hehhe” jawab fika cengengesan
“ya udah, sekarang fika lepas ya pelukannya dari mamih, kasihan tu mamihnya pengap kamu peluk kaya gitu” ucap rio menyuruh anaknya-fika- melepas pelukan iu
“papih mah” jawab fika manyun tapi tetap melepas pelukannya
“uh manyun lagi, mau papih cium ya?” goda rio
“papih mah gitu ih, liat tu mamih udah merah gitu nahan marah” goda fika
“ih apaan? Nggak juga” jawab ify
“ya udah sini deh papih cium dua-duanya, mau siapa dulu” ucap rio yang terus menggoda anak dan juga istrinya
“nggak mau” jawab fika dan ify kompak sambil membuang muka
“masa?” ucap rio yang masih menggoda anak dan isrinya
“apaan sih yo? Nggak banget deh” jawab ify
“hhahha, merah tu muka kalian berdua” ucap rio
“nggak” jawab fika dan ify yang lagi-lagi kompak
“mm udah deh, sekarang fika cuci kaki dulu, terus mamih minum obat dulu ya” suruh rio
“iya” jawab mereka –ify dan fika- kompak

“udah?” Tanya rio yang melihat fika keluar dari kamar mandi
“udah pih” jawab fika
“ya udah, sini tidur dekat mamih” ajak ify
“iya mih, papih ngapain berdiri aja? Nggak tidur pih?” Tanya fika yang melihat rio masih berdiri
“papih tidur dimana dong? Kalau fika tidur disitu?” Tanya rio sambil menunjuk tempat tidurnya
“ya disini lah pih dekat fika, papih gimana sih?” Tanya fika
“ok deh, geser” suruh rio
“sebelum tidur fika ngapain?” Tanya ify
“cuci kaki” jawab fika
“setelah itu?” Tanya rio
“ bobo” jawab fika
“sebelum bobo” Tanya rio lagi
“kan tadi udah di jawab pih, cuci kaki” jawab fika
“berdo’a nya kapan?” Tanya rio
“Oh iya berdo’a dulu baru tidur” jawab fika
“nah sekarang fika berdo’a dulu ya” suruh rio
“ok, bismika Allahuma ahya wabismika amut” jawab fika seraya melantunkan do’a sebelum tidur
“good night mih, good night pih” pamit fika yang akan melancong ke dunia mimpi
“good night dear” ucap RiFy seraya mendaratkan kecupan di pipi kanan dan kiri gadis kecilnya
 Flashback off

 Mmm gimana? Perhatian bangetkan papih sama mamih? Masih pelu bukti? Mm kayanya iya deh. Ya udah aku kasih tau lagi deh ke romantisan mereka.
Flashback on
“sayang, papih mamih pergi dulu ya” pamit ify ke gadis kecilnya –fika-
“iya, hati-hati ya mih pih” jawab fika
“iya sayang, bye assalamualaikum” ucap ify
“bye, waalaikum salam” jawab fika
Merekapun pergi pamit ke tempat kerjaan mereka masing-masing
Dua jam kemudian rio pun kembali lagi ke rumahnya untuk menyusun strategi dan menyiapkan kejutan untuk sang istri. Sebenarnya hari ini ulang tahun ify tapi fika dan rio sengaja tidak mengucapkan ulang tahun kepada ify. Untungnya hari ini sekolah fika libur, jadi fika bisa membantu sang ayah menyiapkan kejutan untuk sang mamih tercinta.
“fika” panggil rio
“iya pih?” jawab fika seraya menuruni tangga
“ayo, kita pergi mencari perlengkapan yang kita perlukan” ajak rio
“ayo” jawab fika semangat

Malam harinya rio sengaja menelpon ify untuk segera pulang ke rumah dengan alasan fika sakit, padahal rio tau hari ini ify ada jadwal lembur. Berhububg rio tidak ingin acara special yang telah dia dan fika sediakan batal, maka dia sengaja meminta dokter lain untuk menggantikan jadwal lembur ify, dan yang pasti ify tidak mengetahuinya.
“yo, yo..” teriak ify seraya memanggil nama suaminya agar rio menghampirinya atau sekedar menyahut panggilannya
“yo”
“yo, RIOOOOOOOOOOOOO”
“aneh, ko rumah gelap gini ya? Orang rumah pada kemana ya? Terus rio juga kemana ya? di panggil-panggil ko nggak nyahut sih” batin ify heran melihat keadaan rumahnya yang sepi dan gelap

Jtrek
“happy birthday mamih, happy birthday mamih, happy birthday happy birthday, happy birthday mamih” nyanyi semuanya kompak. Tidak hanya rio dan fika, tetapi ada sahabat-sahabatnya agni-cakka, sivia-alvin, shilla-iel dan juga ada orangtua rio juga orangtuanya.
“kalian?...” Tanya ify heran tetapi sesaat kemudian dia sadar bahwa dia kembali ke rumah karena gadis kecilnya sakit bukan untuk merayakan ulang tahunnya. Ify pun langsung berlari menuju gadis kecilnya dan segera memeluknya
“sayang, ko kamu ada disini kenapa nggak istirahat di kamar aja?” Tanya ify yang masih memeluk gadis kecilnya, kini pandangannya beralih kearah sang suami yang masih berdiri dengan tenang seolah-olah tidak ada apa-apa yang gawat
“kamu juga, kenapa izinin fika keluar kamar, pake baju kaya gini mana nggak pake jaket lagi” lanjut ify menyalahkan sang suami, sementara sang suami hanya senyum-senyum saja.
“ternyata saking paniknya ify nggak nyadar ya, kalau dia lagi di kerjain” batin rio
“sayang, ayo kita ke kamar aja ya. Lagian siapa juga yang ulang tahun?” Tanya ify seray menggendong fika
“kan mamih yang ulang tahun” jawab fika yang masih berada di gendongan ify
“mamih? Nggak ah mamih nggak ulang tahun. Aneh deh kalian, kalian ngerayain ulang tahun siapa sih ko sampai harus ngerayain ulang tahunnya di rumah aku?” cibir ify
“ulang tahun siapa sih?” lanjut ify yang malah tambah bingung melihat tatapan tanjam dari sang suami, sahabat, orangtuanya dan juga mertuany.
“ulang tahun KAMU” teriak semua yang ada disitu yang geram dengan ke lemotan ify
“aku? Aku kan udah bilang aku nggak ulang tahun hari ini, lagian ulang tahun aku tanggal 16 desember ko” jawab ify yang keukeuh menyangkal hari ini bukan ulang tahunnya
“hari ini tanggal berapa sayang? Kamu nggak amnesiakan?” Tanya sang ibu
“hari ini tanggal.. “ jawab ify menggantung
“tanggal berapa ya yo?” lanjut ify bertanya ke rio
“tanggal 16 ify sayang” jawab rio yang gemes juga melihat tingkah ify yang amnesia atau pura-pura amnesia
“oh tanggal 16 “ ucap ify santai
1detik
2detik
3detik
7detik
“bearti sekarang ulang tahun aku?” Tanya ify histeris
“IYAAAAAAAAAAAAAAA” jawab mereka yang tambah gemes karena setelah sekian lama mereka meyakinkan ify bahwa sekarang ulang tahun ify, ify baru sadar sekarang atu tepatnya beberapa detik yang lalu
“kenapa nggak bilang sih?” Tanya ify
“UDAHHHHHHHH” teriak mereka lagi
“ko nggak ada yang mengucapkan selamat sih” Tanya ify lagi
“UDAHHHHHHHH” teriak mereka lagi kompak
“fy, lo makan paan sih? Ko lola gini sih?” Tanya agni yang heran mengapa ify jadi lemot seperti ini
“iya,lemotnya ngalahin cakka lagi?” tambah shilla
“ko gue?” Tanya cakka
“elokan loli” jawab agni
“yah masih mending lah daripada di sebut lemot..” jawab cakka santai yang ngebuat cengo sahabat-sahabatnya
“tau loli?” Tanya ify
“tau lah, permen yang ada di warung gopean, warna-warni terus manis gitu. Jadi kalau gue di sebut loli berarti gue manis dong?” jawab cakka dengan santai dan PDnya
“loli tu loading lila cakkaku saying” jawab agni yang gemes juga melihat tingkah suaminya yang terlalu Pd
“hahha” kompak semua tertawa yang membuat cakka manyun
“ngapain lo manyun gitu?” Tanya agni
“kalian jahat.” Keluh cakka yang tambah manyun
“hhahha om tambah jelek kalau manyun gitu” ceplos fika yang mengundang tawa yang sempat terhenti
“hhahhha”
“anak lo yo, jahat banget sih” adu cakka ke rio yang nambah kesel di ejek fika
“biasanya anak kecil jujur cak” jawab ify yang berusaha meredakan tawanya
“iya om, aku kan jujur. Kalau om manyun jadi tambah jelek” ejek fika sekali lagi
“bener tu cak” ucap agni yang membenarkan ucapan fika
“makanya om jangan manyun lagi,kasihan tante agni punya suami ko kaya om. Padahal aga cakep” ucap fika yang membandinkan aga-anak cakka dan agni- dengan cakka
“iya deh om nggak manyun lagi” ucap cakka yang menyerah dijadikan bahan ejekan fika dan sahabat-sahabatnya
“eh yo atau jangan-jangan kamu nggak menafkahi anak dan istrimu ya?” Tanya Alvin ngawur
“enak aja lo kodok, masa iya seorang direktur utama perusahaan Haling nggak bias nafkahin anak dan istrinya sih” jawab rio narsis setelah melayangkan sebuah toyoran halus di kepala sahabatnya –alvin- itu
“huh narsis” ucap iel seraya melakukan hal sama yang dilakukan rio ke Alvin
“udah deh, sekarang tiup lilinnya gue pegel nih” keluh sivia yang sudah pegal memegang kue tart
“eh iya, iya gue lupa” jawab ify
Huhhhh
“ya udah aku ke kamar dulu ya, kasihan fika lagi sakit” pamit ify
“mih” panggil fika
“iya kenapa saying, ada yang sakit?” Tanya ify
“nggak mih, tapi…” jawab fika
“tapi?” Tanya ify
“aku nggak sakit ko” jawab fika pelan, tapi tetap terdengar oleh ify
“tapi kata papih, kamu sakit?” ucap ify
“soal itu..”
“soalnya aku pengen kamu cepat pulang” jawab rio memotong ucapan anaknya seraya mendekati ify
“jadi?” Tanya ify
“jadi? Maaf tadi aku bohongin kamu” jawab rio
“ih jahat kamu, kenapa harus bohong? Aku kan khawatir sama fika” ucap ify
“maaf ya sayang” ucap ify seraya memegang kedua bahu ify yang masih menggendong fika
“jahat ih..”keluh ify
“maaf ya” pinta rio

“oyy, mau sampai kapan disitu? Mana nggak nyuruh duduk atau menikmati hidangan yang ada lagi” keluh iel mewakili sahabat-sahabatnya
“iya nih, masa papah mamah di suruh berdiri disini sih?”keluh pak umari
“hehe maaf ya semua” ucap rio meminta maaf
“ya udah silahkan menikmati hidangan yang ada” lanjut rio mempersilahkan semua yang ada disana menikmati hidangan yang telah di sediakan

“mm terima kasih kepada semua yang telah hadir di acara ini, terutama papah mamah dan ayah ibu yang sudah menyempatkan hadir kesini. Hari ini adalah hari ulang tahun istri saya tercinya Alyssa saufika yang ke 27 tahun. Happy birthday dear. Saya akan mempersembahkan sebuah lagu untuk dia” ucap rio seraya mengambil gitarnya
Jreng

“yo fy, gue balik yah, kasihan si kembar terlalu lama di tinggal” pamit Alvin dan sia yang khawatir sama anka kembarnya –azka dan azkia-
“gue juga yah kasihan anak gue” pamit iel dan shilla yang sama mengkhawatirkan anaknya –gaby-
“gue juga deh, kasihan aga” hal sama dilakukan cakka dan agni yang juga khawatir dengan anaknya-aga-
“iya, hati-hati ya” jawab RiFy
“bye”
Sahabat-sahabat merekapun telah pulang, hal yang sama juga dilakukan orangtua ify dan orang tua rio
“ayah ibu juga pulang ya” pamit pak umari
“iya mamah papah juga pulang” pamit pak haling
“iya” jawab mereka kompak
“ya udah oma opa pulang dulu ya” pamit bu Amanda seraya mencium kening cucunya
“kakek nenek juga pulang ya, jangan nakal. Belajar yang benar” pamit bu ghina
“iya, hati-hati ya.. dahhhh” ucap fika seraya melambaikan tangannya diikuti rio dan ify
“masuk yuk” ajak rio
“yuk” jawab ify dan fika

“tadi tu ide siapa sih yo?” Tanya ify yang kini tengah berada di kamar mereka
“ide akulah, emangnya kamu piker ide siapa?” jawab rio
“oh, makasih ya” ucap ify
“iya, untukmu apasih yang nggak?” Tanya rio
“huh gombal mulu” jawab ify
“asli tau, ya udah istirahat gih. Udah malam” suruh rio
“iya, kamu juga ya” jawab ify
“iya, good night dear..” ucap rio seraya mendaratkan kecupan ke dahi ify.
Brukk
karena rio kurang hati-hati ketika dia akan mengambil selimut untuk ify, dia malah jatuh menindih ify. Mata mereka bertemu. Dan di detik selanjutnya mereka sudah menghapus jarak yang tercipta di antara mereka. Kecupan rio, tepat mendarat di bibir ify. Ify pun tak menolak, karena mereka kini telah sah dan tak akan tercipta dosa jika mereka melakukan hal ‘itu’
“love you” lanjut rio
“love you too” jawab ify
Flashback off

Sayangnya kejadian itu semua tak pernah terulang lagi sekarang. Ke romantisan, ke mesraan mereka, perhatian dan kasih saying mereka, kini jarang terungkapkan dengan sikap atau kata-kata lagi, jangankan tercipta di antara mereka, merekapun jarang menciptakan dan mencurahkan itu semua kepadaku, gadis kecil mereka. Tak ada lagi ucapan sayang, dear, shawty terlontar dari papih untuk mamih atau sebaliknya, tak ada kecupan sebelum tidur atu sebelum beraktivitas, tak ada lagi pelukan kasih saying dari mereka

akhir yang ku nanti part 1


"pagi mih, pagi pih" ucapku seraya menuruni tangga
"pagi sayang" ucap kedua orang tuaku kompak
"fika, ayo makan,.. Fika nanti kamu di antar pak ujang ya" ucap mamihku
"tapi mih,..." ucapanku terpotong
"fy, ayo berangkat keburu macet" ucap papihku
"bentar yo, fika papih mamih berangkat ya, belajar yang rajin ya sayang" ucap mamihku
"ya udah, papih mamih berangkat ya sayang" ucap papihku
"bye sayang" ucap mereka -papih mamihku- kompak seraya mendaratkan kecupan di kedua pipiku
"bye mih bye pih" ucapku lesu
'selalu seperti itu' batinku miris

"neng fika ayo berangkat, sudah siang lho neng" ucap mba marni -pembantuku- mengagetkan ke asyikan sarapanku
"iya mba, fika habisin susu dulu" ucapku seraya meminum susu yang telah di sediakan

setelah menghabiskan segelas susu, aku pun langsung beranjak menuju gerbang rumahku. Disana sudah ada mba marni, mbok yem dan pak ujang. Setiap aku berangkat sekolah mereka selalu 'stay' depan gerbang, sampai aku pergi, barulah mereka melanjutkan pekerjaan mereka.
"mba, mbok aku berangkat ya" ucapku seraya memasuki 'avanza' ku
"iya neng" ucap mereka serempak
"hati-hati neng, sekolah yang rajin ya neng" ucap mbok yem
"iya mbok, bye, Assalamualaikum" ucapku
"waalaikum salam" ucap mba marni dan mbok yem yang hampir bersamaan
setelah 'avanza' ku tak terlihat barulah mereka masuk kembali ke dalam rumah, setelah menutup gerbang tentunya.

oh ya kita belum kenalan kan? Tenang aku akan memperkenalkan diriku. Aku Fika, Saufika Haling.
Aku adalah anak pertama, satu-satunya, alias anak semata wayang orang tuaku. Papihku sii ganteng hitam manis, yang mempunyai suara lembut juga pesona yang mengikat kaum hawa he’s Mario Haling. Ets tapi jangan berharap bisa mendapatkan hati papihku, karena hanya mamihlah wanita beruntung yang berhasil mengikat hati papihku. Mamihku??... Pasti tau dong!! Siapa lagi kalau bukan sii cantik, berbehel, berwajah tirus yang mempunyai hobby sama seperti papih MENYANYI dan berMUSIK apalagi dengan kehebatannya bermain Piano. Beuhh,,, siapapun pasti tertarik termasuk papihku. Tau dong? Taulah, pasti tau. Yups. She's Alyssa Saufika.
Mereka -Mario dan Alyssa- adalah sepasang suami istri yang di karuniai gadis cantik, manis, imut, lucu, ramah, tidak sombong dan rajin menabung. Hehe narsiskan aku? Tak apalah toh papih mamihku juga narsis, bahkan papih sering gombalin mamih.
Huh, papih gak nyadar umur banget sih, papih mamihkan udah lewat dari kata REMAJA atau ABG, papih mamihkan udah lebih dari kata DEWASA, bahkan beberapa tahun ke depan mamih papih menginjak usia KEPALA TIGA tapi tetep romantis. Hehe peace pih mih. Kaya waktu itu tu..

Flashback on
"hy sayang" sapa pria hitam manis seraya melingkarkan kedua tangannya di perut sang wanita yang tengah berdiri di balkon kamarnya
"hy juga sayang" ucap sang wanita
"Fy jalan yuk..." ajak sang pria ke wanita yang di sapa fy -ify- tadi
"kemana?" Tanya ify
 “kemana aja lah, aku kangen…” ucap pria itu manja
“ih biasa aja deh, manja gitu gak banget deh…” cap ify
“ih ify mah, iyo kan kangen…” jawab pria itu yang ternyata adalah suaminya -rio-
“aaaaaa,,, ayo dong…. Mau ya... yayayaya” lanjut rio dengan nada memaksa
“iya, tapi kemana Rio sayang...” ucap ify gemes melihat kelakuan manja suaminya
“kemana aja lah terserah, makan, nonton, ke taman, ke mall, ke,,,,,” ucapan rio terpotong
“udah stop… jadi kita mau kemana ni?” Tanya ify
“kemana aja yuk.. ikutin langkah kaki melangkah” jawab rio
“mmm ya udah, aku kasih tau Fika dulu ya...” ucap ify seraya melangkah menuju kamar gadis kecilnya, tapi langkahnya tertahan oleh seseorang -rio- yang menahan pergelangan tangannya
“jangan…” larang rio
“kenapa? Katanya mau jalan” tanya ify
“kita perginya berdua aja yah..” pinta rio
“ko gitu? Kasihan Fika dong masa nggak di ajak sih?” Tanya ify
“kasihan mana sama suami yang jarang jalan berdua sama sang istri?” Tanya rio
“ya kasihan Fika dong…” jawab ify
“ko gitu? Kamu nggak sayang aku lagi ya?” Tanya rio seraya menunjukan mimik wajah kecewanya
“Rio Rio… tetep aja nggak berubah, tetep MANJA.. inget dong yo kita udah punya anak, masa iya kita biarin anak kita di rumah sementara kita asyik jalan…” jawab ify
“tapi kan,,,” ucap rio bingung mau ngomong apa, pasalnya dia nggak punya alasan untuk mengelak dari jawaban ify tadi
“nggak ada tapi-tapian, ok.. aku kasih tau Fika dulu ya” ucap ify seraya melanjutkan jalannya menuju kamar gadis kecilnya
“nggak usah, jalannya batal… kasihan Fika kalau kita ajak jalan…” ucap rio
“kenapa? Kan kita ngajak Fika juga” Tanya ify
“aku nggak pakai mobil, aku naek motor..” jawab rio
“ya udah pakai mobil dong, ribet deh kamu..” pinta ify
“nggak mau, aku males bawa mobil..” jawab rio
“ya sudahlah, kit,,,,” ucapan ify terpotong ketika dating gadis kecil

“malem pih, malem mih..” sapa gadis itu -Fika-
“malem sayang..” jawab rio-ify serempak
“belum tidur? Kan udah malem saying..” Tanya ify
“Fika mau tidur bareng papih mamih” jawab fika
“kenapa? Kan Fika punya kamar sendiri..” Tanya rio
“Fika kangen mamih papih..” ucapnya lirih
Rio-Ify saling pandang kemudian tanpa aba-aba mereka menghampiri gadis kecil yang masih berdiri di dekat pintu
“papih mamih juga kangen Fika..” ucap rify hampir bersamaan searya memeluk putri kecil mereka
“Fika sayang papih mamih..” ucapnya kemudian membalas pelukan orang tuanya -Rify-
 “kita juga sayang Fika..” ucap rify yang hampi bersamaan -lagi-
“oh iya pih, tadi papih sama mamih bilang mau jalan ya? Emangnya papih sama mamih mau jalan kemana? ko Fika nggak di ajak sih..?” Tanya fika
“tadinya papih mau ngajak mamih jalan, berdua, tapi..” ceplos rio
“tapi..???” Tanya fika penasaran dengan ucapan papihnya –rio-
“tapi nggak jadi sayang, soalnya kita nggak mau ninggalin kamu..” jawab ify
“kenapa nggak jadi? Fika nggak apa-apa di tinggalin… fika kan udah gede..” ucap fika
“nggak ah sayang, papih mamih khawatir sama kamu..” ucap ify
“Fika nggak apa-apa mih, dari pada papih cemberut kaya gitu..” ucap fika seraya menunjuk papihnya -rio- yang tengah menekuk wajahnya
“nggak ko, papih nggak cemberut, iyakan yo..?” Tanya ify yang terdengar memaksa rio untuk menjawab ‘ya’
“iya ko sayang, papih nggak cemberut ko.. liat deh papih smile kan..?” jawab rio seraya menmaksakan senyum
“nggak ah, papih bohong, ayo dong mih jalan bareng papih gih.. kasihan tu papihnya… yayaya..” paksa fika
‘yess, anak gue emang ngerti ni, apa mau papihnya.. thanks sayang..’ batin rio bersorak mendengar ucapan gadis kecilnya -fika- yang tengah memaksa maihnya untuk jalan dengan papihnya
“nggak sayang, kita nggak mau ninggalin Fika sendiri..” ucap ify seraya menatap gadis kecilnya
“iya sayang, kita nggak jadi pergi ko..” ucap rio setengah nggak rela sama ucapannya sendiri
“nggak, pokoknya Fika pengen mamih jalan bareng papih malem ini, malam ini kan malam minggu..” paksa fika
“tapi sayang..” ucap ify
“pokoknya mamih harus jalan bareng papih, kalau mamih nolak Fika marah ni.. Fika bilangin ke oma sama eyang..” ancam Fika seraya melipat kedua tanganya di depan dada
“nah lho fy, gimana ni..?” bisik rio
“kamu juga sih, kalau ibu sama bunda tau abis deh kita..” jawab ify berbalas berbisik ke arah rio
“jadi..?” Tanya fika memastikan
“iya deh mamih mau jalan bareng papih berdua tanpa kamu, tapi kamu jangan marah lagi ya..” Tanya ify
“ok mih, makasih ya mih..” ucap fika seraya memeluk mamihnya –ify-
“papih nggak di peluk nih..?”Tanya rio seraya merentangkan kedua tangannya
“NGGAK..” jawab ify dan fika kompak sambil bertos ria, sementara rio ngambek sambil memanyunkan bibirnya
“mih, cari papih lagi dong, jangan kaya papih udah jelek, item, cungkring, idup lagi..” ucap fika yang sengaja ingin membuat papihnya tambah manyun
“Hah..?” kaget Rify kompak
“jangan gitu dong sayang, jelek-jelek jugakan tetep papih kamu..” ucap ify yang sukses bikin rio kicep sama kelakuan anak –fika- dan istrinya –ify-
“ngek, nggak anak nggak istri sama aja, sama-sama seneng ngehina papihnya..” ucap rio
“hehhe, maaf ya pih, papih ganteng deh kaya sule..” goda fika
“kamu mau muji atau ngehina sih? Ya udah papih mau cari anak dan mamih baru ahh..” goda rio sambil melangkah keluar kamarnya
“yah, jangan dong pih.. maafin fika ya pih..” pinta fika seraya menarik-narik tangan rio
"Nggak..” jawab rio yang tetap cuek dan tidak peduli sama fika, aslinya rio pengen ketawa tuh
“mihh..” ucap fika memelas meminta bantuan mamihnya-ify- untuk membantu meminta maaf ke rio
“apa sayang..?” Tanya ify lembut seraya merapihkan poni anaknya yang menghalangi dahinya
“papihnya tu, masa nggak mau maafin anaknya yang cantik jelita tiada tara, mana imut, lucu, rajin menabung dan tidak sombong..” ucap fika bernarsis ria
“anak siapa sih kamu? Sama aja kaya mamihnya narsis, fy urus tu anak kamu..” ucap rio seenakya
“anak kita dodol..” ucap ify
“pih maaf ya..” paksa fika seraya menunjukan muka melasnya
“nggak, dan nggak usah melas gitu deh..” ucap rio
“mih gimana dong..? Tanya fika yang mulai putus asa
“mm gimana ya..?” ucap ify
“aha, sini deh mamih bisikin..” lanjut ify kemudian membisikan sesuatu ke telinga anaknya
Wassswessswosssss…

“ok mih..” ucap fika yang setuju dengan ide maihnya
“papih..” ucap fika
“hmm..” ucap rio
“pih,maaf ya..1  2  3..”
CUPP.. kecupan ify dan fika yang sukses mendarat di kedua pipi rio. Istrinya –ify- sebelah kana dan anaknya -fika- sebelah kiri
“kamu tu ya, sama aja kaya mamih kamu, paling bisa buat papih senyum lagi..”
“hehe, harus dong anak RiFy..” ucap fika cengengesan
“uh dasar ya, ya udah bobo gih, katanya papih harus jalan bareng mamih..” ucap rio menyuruh gadis kecilnya tidur
“iya deh, good night mih, good night pih..” ucap fika
“good night sayang..” ucap RiFy seraya mengecup pipi gadis kecil mereka
“bye mih, bye pih..” ucap fika sambil beranjak ke kamanya
“bye..” ucap RiFy

Setelah Fika beranjak keluar kamr RiFy, Rify pun siap-siap untuk pergi mala mini.
“fy..” panggil rio
“hmm..” jawab ify
“jangan paki rok atau dress ya..” pinta rio was-was takutnya ify telah siap dengan dress atau rok nya
“kenapa..” Tanya ify
“ribet.. kita kan perginya pakai motor fy..” jawab rio
“ok deh..” ucap ify

“yuk..” ajak ify yang telah siap dengan acaranya hari ini –kencan dadakan-
“yuk.. kita ke kamar fika dulu yuk..” pinta rio
“ya udah yuk..” jawab ify

Setelah sampai kamar fika, RiFy pun tersenyum melihat gdis kecilnya yang tengah terlelap sambil memeluk boneka kesayangannya.. mereka pun menghampiri fika, ify menyelimuti fika sementara rio mengecilkan AC di kamr gadi kecilnya..
“good night little princess..” ucap rio seraya mencium kening fika
“mimpi indah sayang, mamih papih pergi dulu ya..” ucap ify kemudian melakukan hal yang sama seperti yang rio lakukan tadi
“mau kemana sih yo..?” Tanya ify yang udah stay di jok belakang motor
“kemana aja boleh, mumpung baru jam 8 ini..” jawab rio
“pegangan dong fy, aku mau ngebut ni, mumpung jalanan sepi..” lanjut rio
“apa..?” Tanya ify yang memang kurang begitu jelas dengan apa yang di ucapkan rio
“ahh kelamaan..” jawab rio seraya menarik tangan kiri ify dan meletakannya di perut rio
“eh..” ucap ify refleks
“kita kan udah suami istri, jadi nggak apa-apa dong..?” goda rio
“huh dasar.. kebisaan deh..” ucap ify pelan
“fy..” panggil rio
“hmm..” jawab ify
“sebelahnya lagi dong..” pinta rio
“apanya..?” Tanya ify yang belum connect
“lola ihh, ya tangan kamu dong sayang..” ucap rio gemes
“ou..” ucap ify yang kemudian melingkarkan tangan kanannya di perut rio, kemudian ify menyandarkan kepalanya di punggung rio. Nyaman. Itulah yang sering kali ify rasakan ketika memeluk rio –suaminya-.
‘tetap sama seperti dulu..’ batin mereka –RiFy- kompak

“ayo turun..” ajak rio
“mau kemana sih..? Tanya ify
“ke tempat kenangan kita..” jawab rio
“taman langit..” ucap ify kaget ketika melihat tempat itu –taman langit- tempat diman rio mengungkapkan perasaannya kepada ify, tempat dimana rio melamar ify, tempat dimana mereka sering menghabiskan waktu berdua, juga bersama teman-temannya.
“yups, ayo duduk..” ajak rio seraya menunjuk bangku di pinggir mereka
“iy, ko kamu ajak aku kesini sih? Kenapa nggak ke tempat makan atau nonton aja..?” Tanya ify bingung mengapa suaminya mengajak ify ke taman langit
“kamu nggak suka ya..?”  Tanya rio balik
“bukannya gitu, tapi aneh aja, kita kan udah lama nggak ke sini..” jawab ify
“iya, karna itu aku ingin kita mengingat semua yang pernah kita lakukan disini, di taman langit. lagian aku kan kangen pengen berduan sama kamu..” ucap rio
“di rumah juga bisa kan..?” Tanya ify
“iya sih, tapi aku maunya disini, aku kangen kamu tau..” ucap rio seraya merebahkan kepalanya di pangkuan ify
“eh..” ceplos ify yang kaget dengan kelakuan suaminya
“kenapa? Nggak suka..?” Tanya rio seraya bangun
“nggak ko, Cuma kaget aja..” jawab ify jujur
“oh..” jawaban singkat rio, sambil merebahkan kepalnya –lagi- di pangkuan ify
“kamu kenapa sih? Ko jadi manja gini sih..?” Tanya ify yang heran dengan kelakuan suaminya
“hehhe.. biarin dong, aku kan udah bilang kalu aku tu kangen kamu tau.. di rumah aku nggak bisa manja-manjaan sama kamu..” jawab rio sambil cengengesan
“kenapa..?” Tanya ify
“kan kalau di rumah ada Fika, kamu lebih manjain Fika dari pada aku..” jawab rio
“jadi kamu jealous ni..?” Tanya ify
Rio hanya menjawab dengan anggukan kepala.
“jiahh, Rio Rio.. aneh-aneh aja sih kamu, masa iya jealous ama Fika? Dia kan anak kamu, anak kita..” ucap ify yang tak mengerti dengan jalan pikiran suaminya. Bisa-bisanya Rio jealous ama Fika yang notabene nya adalah gadis kecilnya, gadis kecil mereka.
“habisnya kamu lebih sering peluk cium Fika dari pada aku..” jawab rio polos yang kini mulai memainkan jari-jari ify yang di pegangnya
“kaya lagu anaknya pasha dong..” canda ify
“ihh, aku serius tau..” jawab rio seperti Fika –anaknya- yang minta di belikan mainan
“hehhe.. jdi kamu mau di peluk.. sini aku peluk.. aduh suamiku manja bener sih..” goda ify
“sama ciumnya juga dong..!!” pinta rio dengan wajah melas
“ih.. ogah.. kan tadi udah barengan Fika ciumnya..” jawab ify
“ko gitu sih? Kan nggak dosa? Kamu kan udah jadi istri aku..” keukeuh rio
“jadi nggak di peluknya..?” Tanya ify seraya merentangkan tangannya
“jadi dong..” jawab rio dengan semangat langsung memeluk ify –istrinya-
“udahan ya, malu tau.. berasa ABG aja..” ucap ify seraya melepas pelukan rio –suaminya-
“biarin yang penting happy, hehhe..” jawab rio
“yo, pulang yuk, udah malem ni..” ajak ify
“yuk..” balas rio
“eh, eh, ko kamu nggak pakai jacket sih..?” Tanya rio yang baru sadar ternyata sang istri tidak memakai jacket, hanya memakai t-shirt lengan panjang
“aku lupa yo..” jawab ify
“huh kebiasaan, ya udah kamu paki jacket aku ya..” pinta rio seraya menyelempangkan jacketnya di bahu ify
“tapi kamu..” Tanya ify
“aku nggak apa-apa, ya udah yuk.. pakai yang bener jacketnya..” suruh rio
“iy, thanks yah..” jawab ify, seraya membetulkan letak jacketnya
“buat..?” tany7a rio
“buat pinjaman jacketnya..” jawab ify
“oh, aku kira buat apa. biasa aja lagi, kaya ke siapa aja. Aku kan suami mu yang ganteng..” jawab rio
“nggak nyambung dodol..” ucap ify seraya menoyor suaminya
“huh dasar istri tak berbakti, udah di katain dodol, di toyor lagi..” ucap rio yang sedikit kesel sama kelakuan istrinya
“hehhe, maafin istrimu yang cantik ya..” ucap ify meminta maaf kepada rio
“huh narsis..” jawab rio
“maaf ya, suamiku..” ucap ify seraya bergelayut manja di tangan suaminya
“mm, tapi ada syaratnya..” pinta rio
“apa syaratnya..?” Tanya ify
“syaratnya….” Ucapan rio menggantung, rio terus tersenyum jail kea rah ify
“apaan..? jangan yang aneh-aneh ya..” tawar ify
“syaratnya..” lagi-lagi jawaban rio menggantung
Cup
“ayo pulang, udah malem..” ajak rio setelah mendartkan kecupan di pipi kanan ify
“huh dasar Mario Maling.. maen nyosor aja,. Kaya bebek..” gerutu ify sambil mengikuti langkah rio menuju tempat motornya terparkir
“udah ayo, jangan manyun terus dong, jelek tau..” pinta rio
“biarin, jelek-jelek juga kamu demenkan..?” Tanya ify
“iya deh iya, jangan ngambek lagi dong cantik.. kan nggak apa-apa aku cium kamu. Halal ko,lagian Cuma cium pipi ko..” jawab rio menggoda
“ya udah ayo pulang..” ajak ify
“ayo, cepet naik. Pegangan lagi ya..” pinta rio
“iya, cepet jalan..” suruh ify
Mereka pun akhirnya meninggalkan taman langit, taman favorite+kenangan mereka.
Flashback off

Hhahha so sweet kan mereka? Mereka berasa nggak punya aku aja.. mamih papih look at me, I’m still here.. itu sih nggak seberapa masih banyak kejadian-kejadian yang aku dan papih mamih lakukan. Kaya waktu itu tu, waktu mamih muntah-muntah papih udah bangga mau punya anak baru, eh ternyata mamih muntah-muntah karna kecapean dan masuk angin. Tapi tetap aja bikin aku dan papih khawatir. begini ceritanya………….